Kerusuhan di Mesir Memanas, Harga Minyak Dunia Melonjak

Singapura - Harga minyak dunia melonjak seiring dengan memanasnya situasi di Mesir. Gejolak di salah satu negara Timur Tengah ini diprediksi akan memicu kelangkaan stok minyak dunia.

Pada kontrak utama New York, harga minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman September naik 32 sen menjadi US$ 107,17 per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent North Sea menguat 39 sen menjadi US$ 110,59 per barel.


"Perkembangan di Mesir sedang jadi fokus utama lagi dan akan menjadi faktor pemicu naiknya harga minyak dunia," kata Sanjeev Gupta, Kepala Industri Minyak dan Gas Bagian Asia-Pacific Biro Konsultan EY, yang sebelumnya bernama Ernst and Young, dikutip AFP, Kamis (15/8/2013).


Aparat Mesir sudah melakukan operasi pembersihan kamp pendukung Morsi di Rabaa Al-Adawiya dan Al-Nahda yang berujung bentrokan berdarah. Sejauh ini dilaporkan nyaris 280 orang, termasuk 43 polisi, tewas dalam bentrokan tersebut.


Menanggapi kerusuhan ini, Interem Presiden Adly Mansour mengumumkan Mesir dalam keadaan darurat nasional, dan mulai berlaku mulai pukul 04.00 waktu setempat.


Wakil Presiden pemerintahan transisi Mesir, Mohamed ElBaradei, mengundurkan diri dari kursi kepemimpinannya. Langkah tersebut sebagai bentuk aksi protesnya terhadap aksi kekerasan aparat bersenjata terhadap demonstran loyalis Mohamed Morsi.


Para pialang minyak khawatir kerusuhan ini akan menganggu pengiriman pasokan minyak dunia yang melewati Terusan Suez dan jaringan pipa Sumed. Dua jalur tersebut merupakan penghubungan Eropa dan Asia dalam urusan pengiriman minyak.


Jika jalur tersebut terganggu maka pengiriman harus dilakukan memutar Afrika yang lebih rawan karena banyak perompak dan bajak laut.


Mesir memang bukan produsen minyak yang utama, namun pengiriman minyak yang dilakukan melalui Terusan Suez emncapai 2,5 juta barel per hari.


(ang/dru)