"Itu terus terang kelemahan Pertamina sebagai perusahaan dan juga kekuatan pertamina sebagai guru ekonomi nasional, emang pertamina kan perusahaan milik negara, perusahaan itu dimanapun tergantung pemiliknya," kata Dahlan saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Namun, kata Dahlan, kerugian tersebut bukan semata-mata atas kecerobohan atau ketidapahaman pengaturan cara penjualan perseroan, melainkan Pertamina hanya menjalankan tugas sebagai perantara perusahaan negara.
"Walaupun rugi yang penting diakui negara, kalau kerugian itu bukan kebodohan manajemen, keteledoran manajemen, kerugian karena penugasan. Pertamina kan pemiliknya negara. Kalau pemilikinya mengganti seperti itu, Pertamina tidak bisa apa-apa. Jadi harus diterima," terangnya.
(ang/ang)
