Menunggu Kepunahan TV Tabung

Jakarta - Televisi jenis Cathode Ray Tube (CRT), atau dikenal sebagai televisi tabung, sudah puluhan tahun merajai pasar. Namun kini televisi gendut tersebut seperti sudah lanjut usia. Kehadirannya mulai tersisihkan oleh generasi baru yang lebih langsing dan enteng.

Penjualan TV tabung terus menurun. Electronic Marketers Club (EMC) mencatat penjualan televisi di Indonesia sampai semester I 2013 adalah 3,2 juta unit atau sekitar Rp 6 triliun nilainya. Dari angka itu, separuhnya masih dipegang TV tabung alias CRT.


“Tapi CRT terus menurun, semester I 2013 turun 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” papar Rudyanto, Ketua EMC, kepada DetikFinance pada Senin lalu.


Melihat kondisi tersebut, Rudyanto memperkirakan tahun ini menjadi tahun terakhir bagi televisi tabung sebelum akhirnya perlahan-lahan punah. “Dulu pasar dikuasai TV tabung, tetapi tahun ini sepertinya menjadi yang terakhir,” ujarnya.


Untuk televisi layar datar sendiri, Rudyanto menilai jenis Light Emitting Diode (LED) akan merajai dalam beberapa tahun ke depan. Sementara televisi layar datar jenis Liquid Crystal Display (LCD) juga diprediksi punah dalam waktu tidak terlalu lama.


“CRT sudah akan habis, LCD juga akan hilang dalam beberapa bulan ke depan. Sekarang LCD sudah habis, tinggal sisa-sisa. Jadi ke depan LED yang akan menguasai. Pasar LED yang akan lebih hidup,” kata Rudyanto.


Lembaga riset GfK pun berpendapat senada. Penjualan televisi layar datar di Indonesia selama 2012 mencapai sekitar 3 juta unit dengan pertumbuhan hampir 70 persen.


“Di kawasan Asia Tenggara, konsumen rela mengeluarkan uang lebih dari $ 3 juta untuk membeli televisi layar datar. Pendorongnya adalah harga yang semakin kompetitif karena persaingan antar produsen dan keinginan terhadap teknologi yang lebih canggih,” kata Gerard Tan, Account Director for Digital Technology GfK Asia.


Santo Kadarusman, Public Relations and Marketing Event Manager Hartono Istana Teknologi (produsen TV lokal Polytron), justru menilai televisi tabung masih memiliki prospek di Indonesia meskipun pasarnya terus mengecil. Ini yang membuat Polytron masih memproduksi TV tabung ukuran 21 inci.


“Khusus untuk TV tabung, sementara pesaing sudah menurunkan jumlah produksinya atau bahkan sudah tidak mengeluarkan, Polytron masih cukup bisa tersenyum dengan hasil penjualannya,” ujar Santo.


Namun, Polytron juga menyadari bahwa teknologi LED merupakan masa depan untuk pasar televisi. Seiring berjalannya waktu, LED akan menjadi primadona konsumen.


“Konsumen akan beralih ke LED TV karena hemat energi dan berdaya listrik lebih rendah. Lebih spesifik ke LED TV yang 20 dan 24 inci karena double fungsi, bisa untuk monitor computer dan untuk menonton TV. Kemudian 32 inci karena rata-rata luas ruang tamu untuk masyarakat Indonesia baru cukup untuk menggunakan TV ukuran 32 inci,” papar Santo.


(DES/DES)