Gita Wirjawan: AS Tegas Mengatakan CPO Mengandung Reduksi Emisi Karbon

Nusa Dua - Produk minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) gagal masuk dalam agenda prioritas Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013 di Nusa Dua, Bali. Dari beberapa negara anggota APEC, Amerika Serikat (AS) salah satu yang paling keberatan CPO masuk daftar produk ramah lingkungan (54 komoditas EG List).

"Amerika yang secara tegas dan nyata menyatakan CPO mengandung reduksi emisi karbon dan itu tidak lebih dari 20%," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan usai pembacaan hasil KTT Apec di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Selasa (8/10/2013)


Menurut Gita, beberapa negara menyesalkan sikap AS, seperti Malaysia dan China. Masih banyak pertanyaan terkait kenapa CPO masih sulit diterima oleh AS.


"Kita masih banyak yang bertanya-tanya. Jangan-jangan CPO ini bisa menggeser atau menggangu produk lain. Kita akan terus kaji untuk dikampanyekan," paparnya


Ia menuturkan CPO akan dibuatkan kerangka baru dalam produk agro yang ramah lingkungan. Ini akan dibahas pada tahun 2015 mendatang.


"Akan diupayakan kerangka yang lebih inklusif. Jadi produk agro, tidak hanya CPO nanti karet, beras juga bisa masuk di dalamnya," kata Gita.


Gita mengatakan, pemerintah telah mengubah strategi dengan konsep proposal penawaran CPO terbaru. Proposal terbaru ini lebih baik dan lengkap dari strategi sebelumnya termasuk saat di KTT APEC 2012 di Vladivostok dan saat ini.


Pada proposal baru, Indonesia tak hanya mengusung sawit sebagai produk ramah lingkungan, namun juga mencakup bahwa produk sawit juga menopang pertumbuhan yang berkelanjutan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan pedesaan.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!