Siswono Kritik Pemerintah karena Rajin Impor Pangan

Jakarta - Pihak DPR mengkritik kebijakan pemerintah yang jor-joran membuka keran impor pangan. nggota komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golkar Siswono Yudo Husodo kebijakan importasi oleh pemerintah terlalu vulgar.

"Kita sangat mudah untuk melakukan impor. Kebijakan impor kita vulgar sekali," kata Siswono di depan Dirjen Standarisasi Perlindungan Konsumen (SPK) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nuz Nuzulia Ishak dan Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P. Hutagalung saat melakukan rapat kerja di Gedung DPR Senayan Jakarta, Ranu (9/10/2013).


Siswono memberikan contoh, pemerintah membuka keran impor lebar-lebar untuk produk gula mentah (raw sugar) yang diolah menjadi gula rafinasi khusus untuk industri. Di tahun 2013 pemerintah mengimpor gula mentah sebanyak 3,8 juta ton.


"Gula ini sama seperti itu, kita impor tahun ini 3,8 juta ton dan ada indikasi merembas ke pasar eceran, cara ini jelas memukul para petani tebu kita," kata mantan Menteri Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan era Orde Baru ini.


Belum lagi impor daging sapi, bawang merah, cabai rawit bahkan hingga bawang putih, Indonesia masih ketergantungan impor. Bahkan Siswono mencontohkan saat kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara, ada sebuah pabrik kecap yang mendapatkan izin impor bawang putih selama 10 tahun.


"Saat kunjungan kerja kita ke Medan, ada sebuah pabrik kecap yang mendapatkan izin impor bawang putih selama 10 tahun," katanya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!