RI Belajar Pertanian Hingga ke Negeri China

Jakarta -Meningkatkan kerjasama sektor pertanian antara pemerintah Indonesia dan China, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing memfasilitasi pertemuan antara pemerintah provinsi Bali bersama sejumlah pengusaha Indonesia dengan pemerintah kota, akademisi, dan pengusaha pertanian di China.

Kerjasama ini tepatnya dilakukan di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan di China. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu penghasil komoditas pertanian terbesar di China.


Menurut keterangan resmi KBRI Beijing, Selasa (26/11/2013), saat ini Chengdu sedang mengembangkan industri pertanian skala besar yang meliputi industri tanaman padi, sayur-sayuran, buah-buahan, ternak, teh hijau, jamur, tanaman herbal, ternak ikan air tawar, dan bambu.


Selain itu, dilakukan pula pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, pertanian berwawasan lingkungan (eco-agriculture), dan wisata pertanian.


Lewat rencana pengembangan industri pertanian yang didukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, Chengdu siap melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan investasi, perdagangan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian.


Dari hasil pertemuan dengan akademisi dari Chengdu Agriculture Committee dan Chengdu Academy of Agriculture and Forestry Science, serta kunjungan ke kawasan pertanian yang dikelola Gifore Agricultural Machinery Chain Co, Ltd, salah satu perusahaan swasta China yang bergerak di sektor pertanian, diketahui bahwa Indonesia dan RRT sebenarnya mengalami masalah yang hampir sama, yaitu semakin minimnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.


Mengatasi hal ini, pemerintah China mendorong otomatisasi dan mekanisasi peralatan pertanian, sehingga produk pertanian dapat tetap tinggi namun dengan tenaga kerja yang tidak terlalu besar.


Dalam kaitannya dengan otomatisasi dan mekanisasi peralatan pertanian ini, Gifore menawarkan bantuan untuk membangun Agricultural Demonstration Center (ADC) yang dananya dapat diperoleh dari Pemerintah China. ADC bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani, menyiapkan program yang bersifat 'one-stop service' di sektor pertanian (padi, jagung, gandum, dan kanola) yang mencakup penyediaan peralatan, penyiapan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan, pengendalian hama, penanganan panen dan paska-panen.


Melalui program yang terdapat dalam ADC, para petani Indonesia akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pertanian mereka dengan mengikuti pelatihan dan program yang telah sukses diterapkan oleh Gifore di ribuan desa China.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!