"Rupiah dalam kondisi yang di tingkat saat ini mencerminkan fundamental ekonomi kita. Dan kami ingin menyampaikan satu kondisi yang sudah dipahami BI. Ini memang faktor adalah ekstern. Ada risk on dan risk off," ucap Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo di acara Kompas100 CEO Forum di JCC Senayan Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Nilai tukar rupiah jatuh seperti tahun 2009 lalu. Dolar melambung hingga Rp 11.800. Agus mengatakan melemahnya nilai tukar ini, memang bakal berpengaruh terhadap pembayaran utang luar negeri jatuh tempo dan pembayaran bunga.
"Di dalam negeri ada pengaruh permintaan (dolar) menjelang akhir bulan. Ada permintan untuk repatriasi keuntungan, pembayaran utang, bunga," kata Agus.
Agus juga meminta dunia usaha dan masyarakat tidak perlu cemas terhadap melemahnya kurs rupiah ini.
"Indonesia semakin ramping, slim, siap karena secara tingkat bunga sudah disesuaikan. Nilai tukar lebih dari sebelumnya, angka-angka defisit sudah turun ke 3,8%. Kita oke," tegasnya.
(feb/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!