Ada yang Senang Dolar Tembus Rp 11.800, Siapa Ya?

Jakarta -Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga Rp 11.800 menjadi berkah bagi para eksportir furnitur dan kerajinan. Mereka memperkirakan kondisi ini bakal terus terjadi hingga akhir tahun.

"Saya sudah bilang dari dahulu bahwa pelemahan rupiah akan bertahan sampai Desember, hal ini membuat sektor ekspor akan naik," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono kepada detikFinance, Rabu (27/11/2013)


Ia optimistis ekspor furnitur tahun ini mencapai US$ 1,95 miliar dan ekspor kerajinan US$ 700 juta. Menguatnya dolar terhadap rupiah menguntungkan eksportir karena selama ini furnitur dan kerajinan yang diekspor banderol dengan harga dolar.


"Asmindo melihat hal ini akan membuat ekspor furnitur kita akan naik tetapi kenaikan itu akan kita rasakan dibulan Desember akhir," katanya.


Ambar menambahkan situsi pelemahan rupiah membuat importir furnitur tertahan karena harganya akan semakin mahal di dalam negeri.


Hal ini menurut Ambar menjadi kesempatan bagi produsen di dalam negeri untuk memperluas pasar. "Kita bisa manfaatkan sektor ini untuk diambil kita. Sehingga kita bisa ambil alih pasar lokal yang dipenuhi impor," katanya.


Dolar AS terus melambung hingga level Rp 11.800. Angka ini merupakan yang tertingginya sejak Maret 2009 lalu. Hari ini dolar dibuka di level Rp 11.755 dan terus menguat terhadap rupiah. Saat ini dolar AS diperdagangkan di level Rp 11.820.


Bank Indonesia (BI) sendiri dalam kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang jadi patokan pedagang valas juga mematok kurs di Rp 11.813.


(hen/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!