"Banyak perusahaan asing yang ngebor minyak di Indonesia selama 10 tahun lebih tapi nggak ketemu minyak lalu lempar handuk alias nyerah, dan wilayah kerjanya dikembalikan ke negara lagi," ujar Kepala Bidang Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro dihubungi, Minggu (26/1/2014).
Elan mengungkapkan kurang lebih US$ 1,6 miliar telah digelontorkan para investor untuk mencari minyak di Indonesia.
"Jadi sejak 2004-2013 ada 16 perusahaan asing cari minyak di Indonesia dan sudah habis US$ 1,6 miliar, tapi nggak dapat minyak," ungkapnya.
Bahkan dari 750 sumur yang dibor untuk mencari minyak dari 2002-2012, ada sebanyak 328 sumur yang kosong (dry hole).
"Tinggal kegagalannya 50%, memang kerugian ini tidak ditanggung pemerintah, semua kerugian perusahaan asing tersebut, tapi kegagalan ini sebenarnya akan berdampak pada kelangsungan industri hulu Migas di Indonesia, kalau nggak ada yang berminat mau eksplorasi di Indonesia, bagaimana nasib anak cucu kita nanti?," ujarnya.
Sementara untuk mengebor minyak di Indonesia semakin sulit, selain rasio gagal masih tinggi, eksplorasi sering menghadapi banyak kendala.
"Kegiatan eksplorasi kerap menghadapi kendala, misalnya masalah sosial, perizinan yang banyak dan tumpang tindih lahan, padahal kalau kita tidak eksplorasi minyak ya kita nggak bakal dapat minyak khususnya untuk masa mendatang," tutupnya.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
