Mantan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengungkapkan, cukup banyak tugas berat yang harus mampu diselesaikan Amran di sektor Kementerian Pertanian, seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi yakni defisit pertanian.
"Permasalahan lahan pertanian yang makin sempit, petani kita rata-rata hanya punya lahan garapan 0,3 hektare, bendungan untuk pengairan pertanian, irigasi pertanian yang belum optimal sehingga menambah rendahnya produktivitas petani kita," ujar Rusman dihubungi detikFinance, Minggu (26/10/2014).
Rusman mengatakan, namun yang harus awal yang dilakukan Amran saat ini adalah melakukan koordinasi dengan para Dirjen atau eselon I di Kementerian Pertanian sebelum melakukan langkah dan program kerjanya.
"Koordinasi itu penting sekali, agar langkah dan programnya bisa dilakukan para Eselon I di Kementerian Pertanian, koordinasi juga harus dilakukan di pusat dan daerah," katanya.
Terkait defisit pertanian yang diungkapkan Presien Jokowi, Rusman mengatakan, memang perdagangan pertanian masih defisit, namun jika digabungkan dengan perkebunan justru surplus.
"Surplusnya rata-rata US$ 20 miliar per tahun, karena kita banyak ekspor karet, coklat, apalagi sawit, tapi kalau pertanian, kita memang defisit, karena seperti gandum yang sudah menjadi gaya hidup kita mulai dari roti, mie, kue dan banyak lagi padahal gandum kita 100% impor, buah juga kelihatannya kita dibanjiri impor, tapi impor buah hanya 15% saja, itu juga karena buah-buah khusus yang tidak bisa diproduksi di Indonesia," ungkapnya.
Tekait sosok Amran Sulaiman sendiri Rusman tidak terlalu mengenal baik, namun dia optimis Kementerian Pertanian akan bisa membawa Kementerian Pertanian jauh lebih baik.
"Pernah ketemu cuma tidak terlalu familiar, tapi kita optimis dan doakan Kementerian Pertanian lebih baik di bawah kepemimpinannya," tutupnya.
(rrd/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!