BBM Bersubsidi Bakal Hilang, Siapkah Masyarakat Beli Pertamax?

Jakarta -PT Pertamina (Persero) memperkirakan jatah BBM bersubsidi yang ditetapkan 46 juta kiloliter (KL) akan habis sebelum akhir tahun. Diperkirakan ada masa sampai 2 minggu masyarakat tidak akan menjumpai BBM bersubsidi di SPBU.

Apakah masyarakat sudah siap untuk membeli BBM non subsidi seperti Pertamax?


Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng mengatakan, jika hal tersebut terjadi maka tidak ada masalah khususnya bagi masyarakat yang berada di wilayah timur Indonesia.


"Kalau di Indonesia bagian timur, itu hal yang bisa," kata Andy kepada detikFinance, Rabu (29/10/2014).


Menurutnya, masyarakat di Indonesia timur sudah biasa membeli BBM bersubsidi seperti solar dan premium seharga Rp 15.000-25.000/liter. Jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 5.500-6.500/liter.


"Willingness to pay masyarakat di sana sudah ada. BBM subsidi saja ada yang berani beli Rp 15.000-Rp 25.000/liter," ungkapnya.


Andy menambahkan, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini khususnya yang tinggal di wilayah timur Indonesia, pelosok daerah, perbatasan antar negara, yang terpenting adalah BBM itu tersedia dan mudah di dapat. Jadi sebenarnya sudah tidak perlu subsidi.


"Yang paling penting buat masyarakat adalah ketersediaan BBM. Mudah dapatnya," tutur Andy.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!