"Kita sudah rapat dengan TPPI, hasilnya mereka siap untuk start kembali atau produksi dalam waktu 2 minggu. Saat ini kilang TPPI memang sedang berhenti operasi karena masalah pendanaan," tutur Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Faisal mengatakan, dengan beroperasinya kembali kilang TPPI maka produksi RON 92 dalam negeri dapat dapat meningkat signifikan. Dari TPPI saja dapat dihasilkan 45.000 barel/hari.
"45.000 barel/hari itu besar ya. Dapat mengurangi impor BBM sebanyak 14,4% dengan hanya mengandalkan produksi TPPI, itu luar biasa. Sementara pasokan bahan bakunya kan berupa kondensat yang diproduksi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam negeri, itu business to business tapi bisa dibantu oleh SKK Migas untuk pengadaan stok bahan bakunya," jelas Faisal.
Dengan masuknya TPPI, Faisal meyakni proses pengalihan BBM bersubsidi dari Premium menjadi Pertamax akan berjalan lancar.
"Insya Allah pergantian atau pengalihan dari RON 88 ke RON 92 akan lebih smooth, lebih lancar dari yang kita bayangkan. Kilang Pertamina sudah siap dalam 5 bulan, kilang TPPI siap dalam 2 minggu," paparnya.
(rrd/hds)
