Bank sentral Rusia sudah menggelontorkan US$ 80 miliar (Rp 960 triliun) demi menjaga stabilitas ruble tahun ini. Pasalnya, mata uang Negeri Beruang Merah itu sudah tertekan anjloknya harga minyak dunia ditambah sanksi dari negara-negara barat.
Rendahnya nilai tukar ruble ini bisa membuat ekonomi Rusia makin tidak stabil. Makanya bank sentral setempat memperpanjang operasi repo kepada perbankan untuk periode satu pekan, 28 hari sampai satu tahun.
Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/12/2014), analis memperkirakan bank sentral sudah menggelontorkan US$ 5-15 miliar awal pekan ini untuk menahan pelemahan ruble. Semetara US$ 7 miliar untuk pinjaman ke bank dalam rangka operasi repo.
Karena itu mata uang asing akan kembali ke bank sentral dalam beberapa waktu mendatang sehingga cadangan devisa Rusia bisa kembali bertambah.
(ang/ang)
