Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, banjir yang datang berdampak pada aktivtas produksi pabrik di kawasan industri yang terletak di Jalan Mohammad Toha dan Dayeuh Kolot. Pengusaha meminta solusi dari pemerintah segera, karena musibah ini terus berulang setiap tahun dan merugikan pengusaha.
"Memang mencari solusinya itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Nggak bisa langsung ces pleng. Jangan jadi kayak solusi Pantura seperti itu. Jadi harus diperlukan solusi cerdas," tutur Ade kepada detikFinance, Kamis (25/12/2014).
Ade mengatakan, dulu kawasan tersebut jarang sekali ada banjir. Namun karena banyak pohon-pohon ditebang dan daerah resapan air semakin menipis, maka banjir pun tak terhadang.
Ia mengatakan, bila tak segera dicarikan solusi, banjir ini akan terus merugikan para pemilik pabrik di kawasan tersebut. Ade mengusulkan, pemerintah melakukan rekayasa arus air dengam membuat semacam sodetan agar air bisa dikendalikan saat musim hujan.
"Dibelokkan saja ke Waduk Saguling misalnya, tapi di Saguling itu bikin pengendapan dulu, supaya Sagulingnya tetap terjaga," tugasnya.
Dia juga mengatakan, salah satu solusi lain adalah, pemerintah bisa merelokasi pabrik-pabrik yang ada di daerah industri tersebut. "Boleh saja relokasi, tapi yang menanggung biayanya pemerintah," pinta Ade.
(zul/hen)
