Butuh Rp 300 Miliar untuk Bikin Kertas Uang, BUMN 'Dhuafa' Ini Gandeng Investor Asing

Jakarta -BUMN produsen kertas, PT Kertas Leces (Persero), tengah mencari suntikan modal. Tambahan modal dibutuhkan untuk mengubah bisnis perseroan dari memproduksi kertas konvensional seperti HVS dan HVO ke kertas bernilai jual tinggi atau kertas sekuriti seperti kertas untuk pembuatan uang.

Modal yang diperlukan untuk memasuki bisnis tersebut setidaknya mencapai Rp 300 miliar. Caranya dengan mencari pinjaman perbankan atau mencari investor strategis.


Direktur Utama Kertas Leces Budi Kusmarwoto mengatakan, pihaknya tengah mengincar 2 investor strategis asal Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok untuk membangun bisnis produksi kertas pembuatan uang dari serat abaca. Nantinya, dari kerja sama ini akan dibuat perusahaan patungan yang memproduksi kertas berharga.


"April kemarin kami ke Tiongkok untuk membicarakan kemungkinan bikin kertas uang. Nanti kami buat MoU untuk membentuk perusahaan patungan, mewujudkan kertas margin tinggi dengan investor strategis," jelas dia saat acara konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (24/12/2014).


Budi menyebutkan, memproduksi kertas berharga ini bisa menghasilkan margin hingga 60%, sementara margin dari kertas konvensional yang diproduksi sebelumnya hanya menghasilkan margin 10-15%. Transformasi bisnis ini sangat memungkinkan perseroan bisa memperbaiki kinerja perusahaan.


"Kenapa masuk ke kertas uang? Karena saat ini kertas uang semua impor. Itu impor sudah uang jadi, water mark, benang pengaman, di Indonesia tinggal mencetak. Jadi kita mau produksi di sini, membuat ketahanan nasional," paparnya.


Perusahaan patungan ini, kata Budi, akan bisa direalisasikan setelah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang akan digelar 19 Januari 2015 di Pengadilan Niaga, Surabaya selesai.Next


(drk/hds)