Ubah Bisnis, Kertas Leces Pede Bisa Untung Rp 500 Miliar di 2020

Jakarta -Kinerja BUMN kertas PT Kertas Leces (Persero) masih tertatih-tatih. Perseroan mengalami kerugian sejak 2005 hingga 2013 karena konsentrasi bisnis pada kertas budaya dan kertas industri.

Kerugian terbesar terjadi pada 2006 yang mencapai Rp 145,277 miliar. Meski pada 2012 korporasi mencatatkan keuntungan Rp 9 miliar setelah revaluasi.


Direktur Utama Kertas Leces Budi Kusmarwoto mengungkapkan, pihaknya berkomitmen melakukan transformasi bisnis dengan memasuki bisnis kertas bernilai tinggi. Produksi kertas ini secara bertahap akan mengurangi ketergantungan pada produk konvensional yang tidak banyak menghasilkan keuntungan.


Produk konvensional seperti kertas budaya dan industri ini kapasitas terpasangnya hanya 180 ribu ton per tahun. Kurang dari 2% dari kapasitas produksi secara nasional.


"Kita harus masuk ke blue ocean, lautan damai yang tidak berdarah-darah. Kita harus memilih produk yang cocok, margin tinggi. Kita memutuskan masuk ke abaca, bahan baku kertas bernilai tinggi," papar Budi saat konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (24/12/2014).


Budi menjelaskan, dengan transformasi bisnis tersebut, pihaknya optimistis akan bisa memperbaiki kinerja perseroan menjadi lebih baik. Pada 2020, perseroan menargetkan bisa meraup pendapatan hingga Rp 1,7 triliun dengan laba sebesar Rp 500 miliar.


"Target 2020 itu revenue Rp 1,7 triliun, laba Rp 500 miliar. Dengan itu, ke depan bukan lagi Leces yang berdarah-darah tapi lebih spesial, jadi lebih bagus lagi," katanya.Next


(drk/hds)