Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan, jenis BBM saat ini ada 3 jenis, yakni BBM tertentu (subsidi), BBM khusus penugasan yaitu bensin premium di luar Jawa-Madura-Bali (Jamali), dan ketiga BBM umum yaitu premium di Jamali.
"BBM subsidi itu minyak tanah yang harganya saat ini Rp 2.500/liter, solar karena ada subsidi tetap Rp 1.000/liternya saat ini ditetapkan Rp 7.250/liter, (artinya harga solar keekonomian atau non subsidi Rp 8.250/liter). Kedua BBM penugasan khusus yakni premium, namun harganya ditambah margin 2% untuk biaya tambahan distribusi dan penyimpanan, dan ketiga BBM umum yakni premium yang harganya ditambah margin bagi badan usaha sebanyak 5-10%," ungkap Bambang, Kamis (15/1/2015).
Harga BBM umum jenis premium di Bali menjadi paling mahal di Indonesia karena tingginya pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PPKB).
"Hanya Pemda di Bali yang menetapkan PBBKB sebesar 10%, sementara daerah lainnya hanya 5%," ucapnya.
"Jadi begini, kalau bensin premium di luar wilayah Jamali PBBKB-nya hanya 5% tapi ditambah lagi biaya distribusi dan penyimpanan 2%. Sementara di wilayah Jamali tidak ada tambahan biaya distribusi 2%, yang ada hanya margin badan usaha yang ditetapkan 5-10% plus PBBKB. Nah karena di Jawa-Madura PBBKB-nya hanya 5%, sementara di Bali 10% jadilah harga bensin premium di Bali paling mahal di antara daerah lainnya di Indonesia," jelasnya.
Berikut Formula penetapan harga eceran BBM:
- Jenis BBM subsidi: harga dasar + PPN 10% + PBBKB 5% dikurangi Rp 1.000/liter (khusus untuk solar karena subsidi tetap)
- Jenis BBM penugasan khusus (bensin premium di luar wilayah Jamali): Harga dasar + PPN 10% + PBBKB 5% + biaya distribusi 2%
- Jenis BBM umum atau premium di wilayah Jamali: Harga dasar + PPN 10% + PBBKB (5-10% tergantung tiap Pemda) + Margin usaha 5%-10%
Harga dasar yang dimaksud terdiri dari:
- Biaya Perolehan
- Biaya Distribusi
- Biaya Penyimpanan
- Margin (untuk pengusaha SPBU).
"Jadi bila harga premium di Jawa-Madura Rp 7.600/liter, harga premium di Bali ditambah 5% lagi," tutup Bambang. (rrd/dnl)
