Ini Daerah Rawan Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Malaysia

Jakarta -Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah memetakan lokasi rawan terjadinya penyelundupan pakaian bekas, yang paling banyak diimpor dari Malaysia. Dari beberapa temuan kasus yang ada, wilayah di sepanjang Sumatera Timur adalah lokasi paling rawan tindakakan penyelundupan pakaian .

"Kalau kita bicara pelabuhan yang paling sering dijadikan tempat penyelundupan pakaian bekas, ada di sepanjang Pantai Timur Sumatera," ungkap Direktur Penyidikan dan Penindakan Bea Cukai M Sigit kepada detikFinance, Sabtu (17/1/2015).


Sigit mengatakan, di sepanjang garis Pantai Timur Sumatera, banyak sekali terdapat pelabuhan tikus. Jumlahnya terus bertambah.


"Pelabuhan berapa banyak. Kita nggak menyebutkan begitu, yang penting kita lihat titik rawannya. Terutama yang paling sering dijadikan pintu masuk pakaian ilegal ini tentunya bukan pelabuhan resmi," imbuhnya.


Dengan banyaknya titik-titik pelabuhan tidak resmi yang rawan terjadi praktik penyelundupan, Bea Cukai meminta bantuan dari otoritas terkait seperti Kepolisian, untuk membantu melakukan pencegahan masuknya pakaian ilegal ini ke Indonesia.


"Tahun ini, Bea Cukai rencananya akan menambah 15 kapal patroli speedboat, guna memaksimalkan pengawasan di kawasan rawan tindakan penyelundupan," tutupnya.


Seperti diketahui, berdasarkan data Bea Cukai, pada 2013 jumlah kasus tangkapan baju bekas impor mencapai 95 tangkapan dengan nilai Rp 622 juta. Sedangkan pada periode Januari hingga Mei 2014 saja, jumlah kasus tangkapan sudah mencapai 82, dengan nilai Rp 3,1 miliar.


(wij/rrd)