Premium di Jawa-Madura Lebih Mahal Rp 6.700/Liter, Pertamina: Untungnya Tipis

Jakarta -PT Pertamina (Persero) menjual lebih mahal bensin premium Rp 6.700/liter, dari yang ditetapkan pemerintah Rp 6.600/liter. Namun, walau lebih mahal, BUMN energi ini mengaku keuntungan penjualan premium sangat tipis.

"Untung kita jual premium di Jawa-Madura, dan Bali sangat tipis, bahkan masih di bawah 5%. Padahal sesuai aturan Pertamina boleh mengambil untung 5%-10% dari tiap liter premium yang dijual," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir dihubungi detikFinance, Sabtu (17/1/2015).


Ali mengatakan, perbedaan harga premium di Jawa-Madura, Bali (Jamali) dengan di luar wilayah Jamali, karena premium di Jamali merupakan BBM umum, yang harganya ditentukan oleh Pertamina. Sementara premium di wilayah di luar Jamali merupakan penugasan dari pemerintah.


"Harga Rp 6.600/liter itu merupakan premium penugasan dari pemerintah yang berlaku di luar wilayah Jamali. Sementara di Jamali adalah premium umum. Pertamina dibolehkan mengambil margin usaha 5%-10%, tapi kami hanya ambil di bawah 5%, ini sebagai dukungan Pertamina untuk meringankan beban masyarakat," ungkapnya.


Ia menegaskan, tidak hanya di Jawa-Madura yang harga premiumnya berbeda, di Bali harga premium jauh lebih mahal Rp 7.000/liter. Ini bukan berarti Pertamina mengambil untung besar.


"Premium di Bali Rp 7.000/liter itu karena PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) yang ditetapkan Pemerintah Daerah Bali itu 10%, paling tinggi se-Indonesia, di daerah lain hanya 5%, makanya harganya lebih mahal, bukan berarti kami ambil untung besar," ujarnya.


Seperti diketahui, pemerintah mengumumkan harga premium turun jadi Rp 6.600/liter dan solar Rp 6.400/liter. Namun harga baru ini baru akan berlaku pada Senin (19/1/2015) pukul 00.00.


(rrd/wij)