Kebijakan ini ditanggapi masyarakat dengan berbagai komentar, menurut Manta (32), penurunan harga BBM seharusnya diikuti dengan penurunan harga berbagai kebutuhan pokok atau sembako.
"Harga BBM turun harusnya harga sembako juga ikutan ya. Yang paling penting kan sembako," katanya saat ditemui detikFinance di SPBU Galur, Jalan. Letjen Soeprapto, Jakarta Pusat, Minggu (18/1/2015).
Menurutnya, ketetapan pemerintah untuk mencabut subsidi BBM jenis premium tidak efektif. Manta mengatakan, harga BBM yang berubah-ubah membuat bingung.
"Seharusnya harga BBM ditetapkan saja, jangan naik turun, kebutuhan orang kan makin banyak, kalau harga BBM tetap kan bisa ngitung buat kebutuhan lain-lain," ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan Alvina (17), menurutnya harga BBM yang naik-turun membuat pengeluaran tidak bisa diprediksi.
"Enak ditetapin jadi kan pengeluaran bisa dihitung, tapi harganya jangan terlalu tinggi, kalau terlalu tinggi kayak kemarin (Rp 8.500) kan berat," katanya.Next
(drk/hen)