Kegiatan melanggar hukum itu pertama kali diketahui oleh produsen anti virus asal Russia, Kaspersky Lab. Serangan hacker yang bisa jadi terbesar dalam sejarah dunia maya ini sudah berlangsung sejak 2 tahun lalu.
Berikut ini negara-negara yang sudah kena pencurian uang tersebut seperti dikutip dari daftar yang dirilis Kaspersky: Amerika Serikat (AS), Brasil, Kanada, Maroko, Spanyol, Islandia, Inggris, Prancis, Swiss, Jerman, Norwegia, Republik Ceko, Polandia, Bulgaria, Ukraina, Russia, Pakistan, India, Nepal, Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan Australia.
Kaspersky mengaku sudah mengetahui modus peretasan yang dilakukan para penjahat ini, yaitu dengan memasang perangkat lunak (software) pengintip di komputer perbankan.
Nah, software ini yang akan merekam dan mempelajari kebiasaan dan cara kerja pegawai bank. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan data tersebut, para hacker bisa mentransfer sejumlah uang ke rekening khusus tanpa sepengetahuan nasabah maupun pegawai bank yang bersangkutan.
Setiap kali mentransfer uang, para hacker ini mengambil sekitar US$ 2 juta hingga US$ 10 juta dari masing-masing bank yang berbeda.
"Total kerugian finansial yang diperkirakan terjadi bisa mencapai US$ 1 miliar, ini serangan kriminal dunia maya terbesar yang pernah kami lihat," kata Kaspersky seperti dikutip dari CNN, Senin (16/2/2015).
Kaspersky berharap bank bisa lebih rutin memeriksa jaringan dan perangkat komputernya secara berkala demi mencegah adanya serangan yang mirip.
(ang/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
