Rencananya PMN ini akan memperkuat peran Bulog sebagai stabilisator harga pangan. PMN ini juga akan dipakai untuk memperluas peran stabilisator harga pangan di luar beras, seperti jagung, kedelai dan lainnya.
"Untuk modal kerja, supaya Bulog bisa lebih berperan tak hanya beras, bisa juga yang lain," kata Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat saat ditemui di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (16/2/2015).
Lenny mengatakan, Bulog kini lebih dominan berperan sebagai stabilisator harga beras. Meski sudah merambah ke komoditas lain seperti kedelai, jagung, dan lainnya, itu dirasa belum cukup. Upaya stabilitas harga-harga pangan lain pun akan menjadi perhatian Bulog.
"Sebetulnya dari dulu sudah, kedelai, jagung, kita menyambung rencana dari Menteri Pertanian saja sekarang untuk swasembada. Beras, kedelai, jagung itu utamanya nanti bertambah. Tergantung apa yang dicanangkan pemerintah, tergantung kesiapan panen," katanya.
Lenny menuturkan, bila kondisi harga di pasar merugikan para petani dan cenderung mahal, di situ Bulog akan siap tanggap menyerap komoditas-komoditas pangan tersebut dari petani.
"Kalau jagung dan kedelai kan cepat ya. Kita mengutamakan produksi dalam negeri supaya petani kita bergairah. Prinsipnya kita sekuatnya menyerap. Kalau harga jatuh merugikan petani, kita serap," tutur Lenny.
Menteri BUMN Rini Soemarno pun mengatakan, dengan diberikannya tambahan modal negara sebesar Rp 3 triliun, Bulog bisa memperkuat peranannya menjadi stabilisator harga pangan pokok.
"Kami berterimakasih pada DPR yang menyetujui PMN Rp 3 triliun. Itu memberi kekuatan yang besar untuk Bulog dapat melakukan operasi pasar," kata Rini.
(zul/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com