Menteri BUMN Akui Harga Beras Sudah Tidak Masuk Akal

Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyebut harga beras di pasaran saat ini tidak realistis karena cenderung mahal. Rini meminta Perum Badan Urusan Logistik untuk mengoptimalkan dana penyertaan modal negara (PMN) yang sudah disetujui DPR untuk menstabilisasi harga beras.

Rini mengatakan, harga beras di kalangan petani berkisar di angka Rp 6.000 per kg. Namun, saat beras tersebut sudah dijual di pasar, harganya melonjak tinggi. Rini menganggapnya tidak ‎realistis.


"Ini sebetulnya tidak realistis lagi. Yang terjadi sekarang harga Rp 8.300, Rp 8.200. Kita harus menggiring (beras bulog) ke pasar, langsung ke titik," tutur Rini ditemui di kantor Perum Bulog, Jalan Gatot Subroto, Jakarta,Senin (16/2/2015).


Rini menuturkan, harga beras yang ideal di pasaran seharusnya berkisar di Rp 7.400/kg. Oleh karena itu, Bulog melakukan operasi pasar di 62 titik di kawasan Jabodetabek untuk menstabilisasi harga beras. Beras yang dijual Bulog pun dipatok Rp 7.400/kg.


"Kami berterima kasih pada DPR yang menyetujui PMN Rp 3 triliun. Itu memberi kekuatan yang besar untuk Bulog dapat melakukan operasi pasar.


Masih terkait harga beras, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pun menduga ada persoalan dalam distribusi beras sehingga di pasaran harganya terhitung mahal. ‎Jika melihat dari ketersediaan beras, Rachmat mengatakan, tak seharusnya harga tersebut mahal.


"Sekarang masalah beras jadi isu yang besar, karena permainan dari pedagang adanya permainan sistem yang tidak baik akhirnya meyebabkan naiknya harga beras di pasar itu sendiri. Sekarang ini stok cadangan beras masih cukup. Jadi sangat mengherankan kalau harga beras bisa naik," paparnya.


(zul/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com