Dirut: 2025, Pertamina Harus Jadi Nomor 1 di Asia

Jakarta -PT Pertamina (Persero) banyak melakukan terobosan, mulai dari peningkatan kapasitas kilang minyak, efisiensi di berbagai sektor sampai akusisi blok minyak di dalam maupun luar negeri. Pada 2025 Pertamina menargetkan menjadi perusahaan migas nomor 1 di Asia.

"Framework kita dalam jangka menengah dan panjang, berlandaskan pada tiga filosofi, pertama perusahaan energi, di mana apapun yang bisa diolah dan menghasilkan energi, Pertamina harus tampil, mengelola energi tersebut dan menghasilakan produk terbaik dan menjualnya dengan biaya yang efisien," kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, dalam jumpa pers di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (17/2/2015).


Dwi mengatakan, filosofi kedua, kebijakan subsidi, di mana pemerintah secara bertahap akan mengurangi subsidi. Pertamina harus dapat bersaing dengan pasar terutama pesaing, bagaimana bisa unggul dan tetap kompetitif.


"Filosofi ketiga, membangun sinergi, bagaimana Pertamina harus bisa bersinergi baik dengan anak perusahaan, BUMN lain dan swasta nasional lainnya," ucapnya.


Dwi yakin, bila berhasil menjalankan ketiga filosofi tersebut, pada 2025 Pertamina bisa menjadi perusahaan kelas dunia.


"Di 2025 harus menjadi energy champion (juara) di Asia," tegas Dwi.


Salah satu cara untuk mencapai cita-cita tersebut, kata Dwi, adalah dengan aktif mengakusisi blok minyak yang sudah habis kontraknya, khususnya blok minyak yang dalam 5 tahun ke depan habis masa kontraknya.


"Seperti Blok Mahakam, dengan akusisi ladang migas di Kalimantan tersebut, kontribusi Pertamina ke negara terhadap produksi nasional mencapai 40%, saat ini baru 23%. Padahal NOC lainnya, seperti Petronas, menyumbang 50% produksi minyak nasional Malaysia," ungkap Dwi.


Selain itu, tambah Dwi, Pertamina melakukan efisiensi di semua lini, termasuk di pengolahan dan pemasaran, serta mengoptimalkan dan merevitalisasi peran Integrated Supply Chain (ISC).


"Kita juga harus bisa melakukan efisiensi dalam hal pengiriman produk, karena Pertamina diberikan mandat agar dapat menjual harga produk terutama BBM (premium) dari Sabang sampai Marauke, dari timur sampai barat harganya sama, bahkan dapat bersaing dengan perusahaan internasional. Di sektor keuangan juga diperlukan perbaikan struktural, karena Pertamina membutuhkan dana capex dan opex yang cukup besar dari tahun ke tahun," tutup Dwi.


(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com