Sedangkan dari faktor domestik, pelaku pasar menyambut positif disahkannya APBN-P 2015 oleh DPR dan turunnya angka defisit transaksi berjalan 2014. Defisit transaksi berjalan 2014 sebesar USD26,23 miliar atau 2,95% PDB turun dari tahun sebelumnya sebesar USD29,11 miliar atau 3,13% PDB. Selama sepekan IHSG menguat 0,6% dan rupiah melemah 1,2% di Rp12768 per US dolar. Penguatan IHSG sepekan kemarin terutama ditopang masuknya arus dana asing hingga Rp3,4 triliun. Sementara Wall Street akhir pekan lalu melanjutkan tren penguatannya. Penguatan terutama ditopang saham sektor energi menyusul naiknya harga minyak mentah dunia 2,8% di USD52,67/barel. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,26% dan 0,41% di 18019,35 dan 2096,99. Selama sepekan indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 1,1% dan 2%.
Melanjutkan perdagangan awal pekan ini, tren penguatan IHSG masih berpeluang terjadi. Pasar akan digerakkan sejumlah isu individual terutama rilis laba 2014 emiten sektoral. Penguatan harga minyak mentah juga akan memicu penguatan saham berbasiskan komoditas. IHSG berpeluang menyentuh level tertinggi baru di 5400. Sedangkan level support bergeser ke 5350.
(ang/ang)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com