Harga Elpiji Makin Mahal, Saatnya Beralih ke Gas Bumi

Jakarta -Harga Elpiji terus merangkak naik, bahkan ukuran 3 kg sempat langka di pasaran. Kebutuhan Elpiji yang semakin tinggi dan tidak dibarengi dengan peningkatan produksi membuat harganya cenderung naik.

Mengantisipasi hal tersebut, sudah saatnya masyarakat Indonesia beralih menggunakan gas alam yang persediaannya melimpah. Demikian disampaikan pengamat kebijakan publik dari Masyarakat Peduli Migas, Agus Pambagio, saat acara diskusi publik bertema 'Tata Kelola Migas untuk Rakyat' di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/3/2015).


"Saya katakan harus ganti gas bumi, kalau Elpiji ya sampai kapan pun akan terus naik. Kalau mau terus pakai Elpiji ya mahal," ujarnya.


Agus menjelaskan, pemerintah tidak cukup cakap dalam mengantisipasi kelangkaan Elpiji di lapangan. Tingkat produksi yang terus menurun harusnya diantisipasi dengan meningkatkan infrastruktur di sektor energi.


"Pemerintah tidak punya plan yang jelas soal energi. Hampir 5-10 tahun tidak ada tambahan pipa, bagaimana ini?" ucap Agus.


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan dan Program Kementerian Migas ESDM Agus Cahyono Adi menambahkan, pihaknya mendorong agar gas bumi dimanfaatkan lebih luas oleh masyarakat.


"Untuk gas bumi, agar infrastruktur dibangun lebih luas, di wilayah-wilayah yang sudah ada gasnya dilengkapi agar pemanfaatan gas lebih tinggi, saat ini sudah 54%," imbuh Adi.


(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com