"Ini juga sesuai permintaan Pak Menteri ESDM. Harusnya jadi buku nih. Karena kan informasinya dari semua stakeholder ya, referensinya sangat banyak, datanya luar biasa, sayang kalau nggak jadi buku," kata Faisal ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/4/2015).
Faisal mengatakan, semua data yang ia dapatkan akan dibuka seluruhnya dalam buku tersebut, sebagai bentuk keterbukaan atau transparansi Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
"Kita harus budayakan yang namanya keterbukaan. Prinsip pengelolaan migas ini harus transparan dalam proses pengambilan keputusan, data, dan informasi, dan di dalam money flow. Kemudian kedua, akuntabel, mendengarkan suara stakeholder (pemangku kepentingan) kunci. Jadi stakeholder kunci tuh harus ada di dalam proses ini. Kemudian kapasitas untuk membuat sektor migas itu bisa dikelola dengan baik. Jadi prinsipnya keterbukaan," ucapnya.
Makanya, ketika dirinya mendapatkan informasi bahwa Menteri ESDM Sudirman Said memperpanjang masa Tim Reformasi Tata Kelola Migas selama 6 bulan ke depan, Faisal terkesan menolak perpanjangan masa jabatan tersebut.
"Waduh saya udah puasa menulis 6 bulan. Ya kalau sudah selesai semua buat apa diperpanjang (Tim Reformasi Tata Kelola Migas)," tutupnya.
(rrd/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
