Menteri Rini Sebut Tidak Ada Lagi Penjualan BUMN Seperti Indosat

Jakarta -Rencana penjualan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selalu menyita perhatian publik. Masyarakat seolah masih trauma dengan penjualan PT Indosat Tbk (ISAT) ke investor Singapura pada 2002 silam.

Kini kabar penjualan saham BUMN kembali berhembus. Muncul dari mulut Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, saat pidato pelantikan pengurus Gerindra awal pekan ini.


Prabowo menyebut, ada empat BUMN akan diprivatisasi tahun ini dengan cara menjual saham pemerintah. Dengan tegas Prabowo meminta Koalisi Merah Putih (KMP) menolak penjualan saham ini.


Namun, Menteri BUMN Rini Soemarno sudah meluruskan tuduhan dari Prabowo tersebut. Privatisasi dilakukan kepada tiga BUMN dengan skema penerbitan saham baru, bukan penjualan.


Rini juga memastikan, tidak akan ada lagi BUMN yang dijual seperti yang pernah terjadi terhadap Indosat pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.


"Enggak ada urusannya (penjualan saham). Itu (BUMN yang akan diprivatisasi) kan perusahaan publik dari dulu, kita meminta penyertaan modal dan rights issue itu menjaga supaya kepemilikan negara, tetap jumlah kepemilikannya, atau pun malah bertambah," ujar Rini di Jakarta, Jumat (10/4/2015).


Tiga BUMN yang akan menerima modal dari pemerintah adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Ketiganya harus terbitkan saham baru.


Saham baru langsung dicaplok pemerintah memakai dana Rp 8,4 triliun yang sudah disiapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2015. Waktu penerbitan saham baru dikembalikan ke masing-masing BUMN.


"Kita tunggu, semua kan punya konsultan keuangan karena itu BUMN kita jadwalkan, sehingga tidak sama," jelasnya.


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com