Ini Rahasia Australia Bisa Produksi Sapi dengan Biaya Murah

Tangerang -Australia merupakan pemasok sapi hidup dan daging beku utama ke Indonesia. Harga daging impor Australia lebih bersaing daripada daging sapi dalam negeri.

Seorang mantan peternak Australia yang juga importir sapi, Ross Ainsworth, mengatakan kelebihan Australia bisa menghasilkan daging sapi yang lebih murah dari Indonesia karena sistem peternakan yang diterapkan di negaranya.


"Di Australia, sapi tumbuh di rumput dan kebanyakan hidup di luar," katanya di sela-sela acara pameran peternakan di Novotel Hotel di Tangcity Superblock, Tangerang, Banten, Kamis (9/4/2015).


Ia mengatakan setiap tahun negaranya mampu menghasilkan 8-9 juta sapi potong, namun dari jumlah itu hanya sekitar 1 juta ekor sapi yang dibesarkan melalui rumah penggemukan atau feedloter. Sedangkan sisanya paling banyak dilepas di lapangan terbuka.


"Lebih banyak tumbuh di rumput, diberi makan rumput. Kalau grain (biji-bijian) itu mahal," katanya yang kini jadi importir sapi.


Menurutnya biaya menggemukan sapi di lapangan tersebuka jauh lebih murah daripada dengan sistem pakan buatan atau sejenisnya.


"Rumput itu murah, dan itu jadi alasan kenapa sapi hidup di Australia itu murah. Karena mereka tumbuh di atas rumput, tidak ada kandang, nggak ada orang. Itu sebabnya Australia punya hamparan rumput yang luas, itu sebabnya murah tak perlu beli makanan," jelas Ainsworth.


Ia mengatakan 30% wilayah di Australia itu cocok untuk ternak sapi khususnya untuk lahan-lahan yang harganya murah. Sedangkan lahan-lahan yang bernilai tinggi di Australia, umumnya dipakai untuk ladang jagung, gandum, perkebunan dan lainnya.


Selain persoalan pakan yang murah karena dari alam, umumnya para peternak di Australia juga menekan penggunaan tenaga manusia dalam mengoperasikan peternakan. Alasannya upah pekerja di Australia sangat mahal.


"Kita menggunakan sistem produksi yang hampir tidak menggunakan tenaga manusia. Banyak perkebunan besar untuk sapi di Australia yang hanya sedikit menggunakan tenaga manusia. Contohnya, 20.000 ekor sapi, hanya 10-15 orang," katanya.


(hen/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com