Meski Harga Minyak Anjlok, Perusahaan Migas di RI Tetap Genjot Produksi

Jakarta -Di tengah anjloknya harga minyak saat ini, Indonesia Petroleum Association (IPA) atau asosiasi perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia tetap memilih untuk meningkatkan produksinya. Tujuannya, meningkatkan pendapatan perusahaan.

"Kondisi minyak anjlok di harga US$ 50-US$ 55 per barel ini, tidak ada satu KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama) di Indonesia yang berpikir untuk mengurangi produksi migasnya. Justru bagaimana caranya agar produksi bisa ditingkatkan setinggi-tingginya. Iya dong, kalau tidak pendapatan turun," ungkap Direktur IPA yang juga President Director & CEO PT Medco Energi Internasional Tbk, Lukman Mahfoedz, ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (9/4/2015).


Lukman mengakui, memang anjloknya harga minyak saat ini dibandingkan tahun lalu memukul industri hulu migas, tidak hanya di Indonesia saja tapi di seluruh dunia.


"Tapi ini memang tantangan di dunia migas saat ini. Agar tetap bisa bertahan ya suka tidak suka kita harus turunkan biaya produksi, agar migas yang diproduksi tetap menguntungkan, sehingga menghasilkan pendapatan," ujar Lukman.


Ia menambahkan, saat ini semua perusahaan migas sedang berupaya melakukan efisiensi untuk mengurangi biaya produksi. Sehingga tetap bisa bertahan di tengah anjloknya harga minyak saat ini.


"Semuanya sedang efisiensi, seperti Medco kita mengurangi 30% ongkos dari over head dan sebagainya, kita juga negosiasi dengan sub kontraktor, kita minta sub kontraktor juga mengurangi cost-nya sebanyak 20-25%. Ini bukan dijalankan Medco saja, tapi oleh semua yang lain," tutup Lukman.


(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com