Ahok dan Bank Dunia Akur Soal Utang Rp 1,2 T untuk Proyek Keruk Sungai

Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakata sebelumnya protes terhadap Bank Dunia terkait program utang Rp 1,2 triliun untuk pengerukan sungai Jakarta selama 5 tahun. Pemprov Jakarta ingin utang tersebut hanya berjangka waktu 2 tahun.

Namun kini keduanya sudah bertemu dan akur. Hari ini, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Koeberle bertemu Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuk T. Purnama (Ahok) di Balai Kota dan keduanya sepakat, pinjaman kepada Pemprov DKI Jakarta berjangka waktu 2 tahun saja.


"Kalau saya seneng saja. Dia tahu kan mesti dua tahun. World Bank sudah bilang ya atau tidak. Semua fleksibel, yang penting kan dia mau transparan. Saya bilang kalau transparan, apa kami kurang transparan," jelas Ahok usai pertemuan itu, Selasa (4/6/2013).


Lewat kesepakatan ini, proyek pengerukan sungai untuk mengurangi banjir di Jakarta segera dikerjakan.


Di tempat yang sama, Stefan mengatakan, dirinya melihat kepemimpinan yang kuat di Jakarta oleh Gubernur Joko Widodo (Jokowi) dan Ahok untuk menangani banjir di Jakarta.

"Kami sangat yakin bahwa pada musim hujan berikutnya semua kegiatan manajemen banjir, pengerukan kanal sudah dilakukan dan selesai. Sangat penting," ujar Stefan.


Stefan mengatakan pihaknya tidak keberatan dengan jangka waktu utang selama 2 tahun saja. "Kami sangat mendukung. Dari sisi kami, tidak ada halangan dan kami setuju untuk segera melaksanakan program ini dan isu sosial harus diselesaikan secara transparan, melibatkan konsultasi dan terdokumentasi," katanya.


Seperti diketahui, utang Rp 1,2 triliun yang akan diambil tersebut adalah dalam rangka program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) untuk mengeruk sungai-sungai di ibukota agar banjir di Jakarta tak terulang lagi.


(dnl/hen)