Bangun Proyek di RI, Perusahaan Jepang Jamin Pakai Teknologi Ramah Lingkungan

Jakarta - Indonesia dan Jepang sepakat bekerjasama Joint Crediting Mechanism (JCM) yang merupakan skema perdagangan karbon secara bilateral. Ke depan perusahaan-perusahaan Jepang akan menerapkan teknologi canggih yang rendah karbon atau ramah lingkungan dalam setiap proyeknya di Indonesia.

Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Rizal Afandi Lukman mengatakan hal ini seiring dengan target Jepang dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sampai dengan level 25% tahun 2020. Pemerintah Jepang berupaya menggunakan teknologinya membantu negara-negara berkembang seperti Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca.


"Dalam kesepakatan ini Indonesia dan Jepang sepakat bahwa harus mengurangi emisi gas rumah kaca 25% sampai tahun 2020. Untuk itu setiap proyek oleh perusahaan Jepang di Indonesia akan menggunakan teknologi canggih yang ramah lingkungan," ungkap Rizal di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (29/8/2013)


Ia mencontohkan, beberapa industri selama ini mengeluarkan karbon tinggi seperti sektor transportasi, semen, dan pembangkit listrik. Maka dari itu ke depan dibutuhkan teknologi untuk mengurangi emisi karbon tersebut.


"Misalkan pembangkit listrik. Jadi tidak menggunakan batubara, transportasi, industri semen. Pabrik semen itu polusinya besar lho," sebutnya.


Manfaat bagi Indonesia, menurut Rizal akan terlihat dari segi lingkungan. Proyek-proyek yang selama ini memiliki karbon tinggi akan berkurang. Sementara Jepang dapat klaim langkah ini sebagai penurunan emisi di negaranya.


"Dengan adanya teknologi Jepang maka akan ada penurunan gas rumah kaca. Lingkungan kita akan jadi lebih bersih," jelasnya.


JCM merupakan wujud aksi nyata dari kedua pemerintahan dalam merealisasikan komitmen penanganan perubahan iklim, khusunya melalui implementasi proyek-proyek rendah emisi karbon. Baik Jepang dan Indonesia bisa saling mendapat manfaat.


Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinoru Katori memastikan Jepang memiliki teknologi canggih yang dapat memberikan konstribusi dalam mendukung proyek-proyek rendah emisi karbon. Melalui perusahaan swastanya yang memiliki pengalaman dalam implementasi teknologi pengurangan emisi.


"Jepang dapat memfasilitasi investasi dan kerjasama kepada Indonesia melalui proyek JCM," sebutnya pada kesempatan yang sama.


Belum diketahui berapa jumlah investasi yang akan ditancapkan di Indonesia. Namun dalam waktu dekat akan dibentuk Join Commite (JC) yang merupakan komite gabungan yang beranggotakan perwakilan kedua negara dalam mengelola program JSM.


"Kami berharap sebanyak mungkin investasi teknologi ramah lingkungan dilakukan dan juga dengan melaksanakan investasi di Indonesia dapat ditingkatkan dan saya yakin usaha ini dapat berkontribusi apa yang dilakukan Jepang dari pemanasan global," kata Katori.


Perjanjian ini ditandatangai secara terpisah sebelumnya oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa pada 26 Agustus 2013 di Jakarta dan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio pada tanggal 7 Agustus 2013 di Tokyo.


(mkl/ang)