Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah mengungkapkan, pada dasarnya bank sentral akan melakukan evaluasi dan pemaparan kondisi perekonomian Indonesia.
"Dalam undang-undang itu minimal RDG digelar sebulan sekali. RDG bulanan ini tidak menggantikan RDG bulanan reguler yang tetap akan diselenggarakan pada Kamis, 12 September 2013 mendatang," kata Difi ketika berbincang dengan detikFinance, Rabu (28/8/2013).
"Adapun RDG Bulanan tambahan ini membahas evaluasi kondisi ekonomi moneter dan perbankan terkini," ungkap Difi.
Apakah akan ada penyesuaian BI Rate?
"Kita tidak tahu apakah ada penyesuaian BI Rate. Tapi disetiap RDG pasti akan diumumkan BI Rate. Tak tahu apakah tetap, naik atau turun. Yang jelas akan diumumkan kondisi perekonomian, moneter dan termasuk suku bunga acuan," tutur Difi.
Beberapa analis berpendapat BI diperkirakan akan kembali menaikkan tingkat bunga acuan minimal 25 basis poin menjadi 6,75% dalam pertemuan mendadak Kamis pekan ini.
Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su mengatakan, dalam dua tahun berturut-turut BI sudah menaikkan BI Rate 75 basis poin (bps) menjadi 6,5%. Dalam waktu dekat BI juga diprediksi akan menaikkan BI Rate sebesar 25 bps.
"Kami memperkirakan BI kembali lagi menaikkan BI Rate. Tujuannya agar bisa membantu kinerja mata uang di negeri ini," jelasnya.
Adapun Kepala Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan berpandangan BI harus cepat tanggap mengambil langkah tepat untuk menghindari gejala krisis kecil yang kemungkinan akan menghantam Indonesia.
"Kenaikan BI Rate dan Fasilitas BI (Fasbi Rate) itu langkah yang baik. BBM naik juga bagus. Reaksi yang cepat dan tepat, tentunya krisis bisa dihindari," kata Fauzi.
(dru/dnl)
