Impor Daging Hingga Sayuran Dibebaskan Saat Ada Lonjakan Harga Pangan

Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan telah mengeluarkan dan menandatangani dua Peraturan terbaru terkait pembebasan impor setara daging, cabe dan bawang merah. Aturan ini diharapkan bisa menjadi solusi dengan cepat terjadi lonjakan harga pangan di pasar.

Dalam aturan itu nantinya Kemendag akan mengeluarkan izin pembebasan impor jika harga-harga di pasar sudah di atas ambang atau harga patokan yang telah ditentukan Kemendag. Namun jika posisi harga jual di bawah atau sama dengan harga patokan atau harga normal Kemendag maka otomatis impor akan ditutup.


"Soal Permendag baru untuk daging sapi, sekarang kita bisa melakukan importasi sapi dengan menggunakan harga referensi. Kemudian yang kedua itu Permendag produk hortikultura (cabe dan bawang). Saat ini sudah diberlakukan. Permendag sapi dan hortikultura itu berlakunya sampai kapanpun. Lampiran untuk harga referensi dalam beberapa hari ini (akan dikeluarkan)," jelas Gita saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Jumat (30/8/2013).


Namun khusus untuk daging sapi, sisa alokasi impor setara daging tahun 2013 sebesar 46.000 ton tetap akan didatangkan hingga kuartal ke III tahun 2013. Total alokasi keseluruhan impor setara daging tahun 2013 adalah sebesar 80.000 ton


"Saat ini masih ada 46.000 sapi yang akselerasi (dipercepat) ke kuartal ke IV ke III. Itu bakalan. Sekarang pakai mekanisme baru dengan menggunakan harga referensi dengan menggunakan daging bakalan, siap potong dan beku dari manapun. Jadi sesuai kebutuhan. Kalau harga naik (di atas harga referensi) kita impor tetapi kalau harga di harga referensi itu kita tutup impornya ," imbuhnya.


Sementara itu, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan keinginan Kemendag untuk membebaskan impor pada patokan harga yang telah ditentukan pada daging, cabai dan bawang merah karena komoditas itu sensitif menjadi penyebab pemicu inflasi.


Selain itu, Kemendag juga berencana memasukan komoditas kentang karena komoditas ini mempunyai sifat yang sama dengan cabai dan bawang merah.


"Yang sensitif terhadap inflasi. Kita juga akan coba kentang. Ini untuk food safety. Intinya nggak masalah asalkan pengendalian masih bisa dilakukan. Kalau cabai merah dan bawang merah sensitif kepada inflasi," katanya.


(wij/hen)