Pengamat penerbangan Arista Atmadji menjelaskan hal ini dilakukan agar Merpati memiliki niat dan usaha untuk melunasi utang avtur hingga Rp 108 miliar.
"Itu shock therapy, seminggu biasanya normal. Biar ada kemauan untuk membayar," ucap Arista kepada detikFinance, Sabtu (31/8/2013).
Disebutkan Arista, Pertamina seharusnya memberi peluang kepada Merpati dengan tetap memasok avtur. Namun direksi baru Merpati harus menunjukkan rencana bisnisnya atau kondisi keuangan.
"Ini direksi baru, harusnya Pertamina beri kesempatan Merpati nunjukkan business plan-nya. Direksi baru kan baru beberapa bulan, kasihan. Pertamina bisa melihat business plan-nya apakah menjanjikan atau nggak," jelasnya.
Menurutnya Merpati sangat tergantung pada pasokan avtur dari Pertamina. Ia menyebut Merpati sulit beralih ke pemasok avtur dari perusahaan asing.
"Kalau asing malah sulit. Ini Pertamina saja sangat strick, tidak ada kelonggaran," sebutnya.
(feb/ang)
