Kemenkeu: Kondisi Sekarang Beda Jauh dengan Krisis 2008

Jakarta - Pemerintah menyatakan guncangan ekonomi yang terjadi saat ini, dengan anjloknya rupiah dan pasar saham, tidak separah dengan kondisi saat krisis 2008 lalu.

Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, di 2008 dolar menguat hingga ke Rp 12.000 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 50%.


"Lihat datanya saja deh, 2008 itu kurs bisa mencapai Rp 12.000 sekian/US$, kemudian IHSG turun 50% lebih. Kan beda ceritanya dan kondisi perbankan lebih baik dari waktu itu. Sekarang kan tidak ada bank dengan kndisi pengawasan sakit dan segala macam," ungkap Bambang di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (28/8/2013).


Sementara saat ini, ujar Bambang, dolar baru menyentuh Rp 11.000 dan IHSG belum turun terlalu jauh. Meski begitu, Bambang menyatakan, pemerintah tidak bersantai melihat gejolak yang terjadi pada pasar keuangan saat ini.


"Jadi bedanya jauh sekali. Saya bukannya bilang sekarang kita santai-santai saja, nggak usah itu. Tapi kita tetap waspada. Tapi ya jangan juga pasar kayaknya ingin menciptakan cerita kalau terjadi krisis. Karena cerita-cerita itu yang membuat orang lebih panik," jelasnya.


Menurut Bambang, rumor atau cerita-cerita negatif yang berkembang berpengaruh terhadap pasar keuangan. Ia mengimbau agar tidak ada rumor-rumor yang disebar.


"Karena tidak semua orang mempunyai ketenangan yang sama dengan yang lain. Ada yang sudah saya cubit tenang saja, ada yang baru di jentik sedikit sudah sakit. Itu yang bahaya, kalau dikasih cerita aneh," pungkasnya.


Pihak Kemenkeu bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) malam ini memang baru saja melakukan pertemuan tertutup dengan para pelaku pasar modal, untuk menjelaskan situasi ekonomi yang terjadi. Pertemuan dilakukan di Gedung BEI.


Ketua OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, kondisi saat ini jauh berbeda dengan saat krisis ekonomi global di 2008. Saat ini menurut Muliaman kondisi ekonomi Indonesia sangat baik.


OJK terus melakukan pengawasan di sektor keuangan untuk memastikan kondisi tetap baik. "(Guncangan) inikan berbagai persoalan datangnya dari luar jadi tentu saja harus waspada dan optimistis. Artinya kinerja (negara) tetangga kita juga sama, ini juga kita dalam posisi yang sangat baik," kata Muliaman.


(mkl/dnl)