Jelang Kontruksi, MRT Jakarta Mulai Lakukan Studi Lapangan Hari Ini

Jakarta - PT MRT Jakarta akan mulai melakukan studi tes eksplorasi (exploratory test) rute MRT malam nanti. Tes ini dilakukan sebelum memasuki masa kontruksi tahap I rute Lebak Bulus–Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Tes eksplorasi ini akan dilaksanakan mulai Sabtu 31 Agustus 2013 sampai 18 September 2013. Lokasi Tes akan dilakukan di dua titik berdekatan sepanjang Jalan Sudirman, yakni di Kali Krukut (dekat Bendungan Hilir) dan di Fly Over Sudirman.


Direktur Utama MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, proses uji eksplorasi ini bisa memunculkan dampak kemacetan.Oleh karena itu MRT Jakarta akan menggandeng Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.


“Kami akan berusaha memastikan agar hak pengguna jalan selalu diperhatikan, terutama terkait masalah kenyaman dan keamanan berkendara,” ucap Dono dalam siaran persnya, Sabtu (31/8/2013).


Untuk mengurangi dampak dari tes eksplorasi ini maka MRT Jakarta akan melakukannya pada tengah malam mulai pukul 22.00 WIB sampai 05.00 WIB pagi hari.


Sepanjang proses pelaksanaan Tes Eksplorasi ini, Jalan Sudirman tetap dapat dilalui kendaraan. Selain itu akan ada pemasangan rambu di kedua lokasi saat pekerjaan berlangsung.


“Kami memohon maaf kepada masyarakat pengguna Jalan Sudirman yang mungkin terdampak atas pelaksanaan pekerjaan ini. Proyek MRT Jakarta adalah proyek yang memiliki kompleksitas konstruksi yang sangat besar dan proses pembangunannya membutuhkan waktu lama serta akan cukup menggangu kondisi lalu lintas,” Jelas Dono


Lebih lanjut, tes eksplorasi ini dimaksudkan untuk investigasi atas kondisi utilitas bawah tanah dan struktur saat ini yang mungkin dapat mempengaruhi rencana konstruksi dari Proyek MRT Jakarta.


Di lokasi Kali Krukut yang akan di investigasi adalah pondasi dari Jembatan Kali Krukut yang kemungkinan berpengaruh pada penggunaan mesin pengebor terowongan atau Tunnel Boring Machine (TBM).


Sedangkan di lokasi fly over Sudirman akan diivenstigasi kondisi struktur tiang pancang yang mungkin berpengaruh pada rencana konstruksi Stasiun MRT Bendungan Hilir.


Direktur Konstruksi MRT Jakarta M. Nasyir menjelaskan bahwa tes eksplorasi yang dilakukan kali ini akan menggunakan dua metode testing yaitu metode GPR (Ground Penetrating Radar) dan metode Geomotography.


Metode GPR dilakukan dengan menindai permukaan jalan dengan menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mendapatkan visualisasi kondisi bawah tanah. Sedangkan metode Geomotography adalah pemindaian melalui dua lubang bor untuk mendapatkan visualisasi kondisi bawah tanah di antara kedua lubang tersebut dengan menggunakan gelombang seismik maupun elektromagnetik.


“Kedua metode testing yang dilakukan akan menggunakan peralatan khusus yang disiapkan oleh Institut Teknologi Bandung,” Jelas M. Nasyir.


(feb/ang)