"Gaji Kepala SKK Migas itu lebih besar dari pada saya (Menteri ESDM). Tapi ketika saya jabat rangkap Kepala SKK Migas selama 2 (dua) bulan wahh itu tidak baik, makanya saya lepas jabatan," ujar Jero dalam rapat kerja dengan Komisi VII, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
"Itu bukti saya tidak cari kekuasaan," cetus Jero.
Hari ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dipanggil rapat kerja dengan Komisi VII DPR terkait evaluasi Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Jero dicecar pertanyaan terkait kasus suap mantan Kepala SKK MIgas Rudi Rubiandini.
Dalam rapat itu, Jero juga menceritakan kronologis tertangkapnya eks Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mantan menteri pariwisata ini berkisah, usai menerima penghargaan bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Selasa siang, 13 Agustus 2013. Kemudian ia menyelenggarakan acara syukuran dengan keluarganya di rumahnya.
"Tanggal 13 Agustus malam terjadi kasus yang menimpa rekan kami kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Di pagi hari ketika tahu hampir semua di antara kita kaget. Padahal saya habis bersyukur malamnya. Sedang syukuran bersama anak-anaknya karena saya sudah mendapat penghargaan bintang mahaputra," ungkap Jero.
Ia mengaku masih tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab tertangkapnya Rudi Rubiandini pada pagi itu (14 Agustus 2013). Saat itu, ia pun tak tahu pihak trader minyak, Kernel Oil yang disebut-sebut sebagai terlibat dalam kasus dugaan suap terhadap Rudi.
Jero bersyukur karena punya pengalaman sempat menanganai masalah pembubaran BP Migas beberapa waktu lalu. Pada kasus pembubaran BP Migas, Jero menjadi menteri yang paling bertanggung jawab dan harus bertindak cepat soal nasib industri migas.
Pada kasus tertangkapnya Rudi, Jero pun bergerak cepat. Setelah ada status tersangka terhadap Rudi Rubiandini, diputuskan Wakil Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko diangkat sebagai Plt Kepala SKK Migas.
(rrd/dnl)
