Menurutnya, ekonomi Indonesia saat ini memang dalam kondisi tidak biasa, namun belum krisis.
"Saya secara khusus meminta bantuan, kita dalam situasi ekonomi yang tidak biasa, ekonomi kita belum krisis tapi waspadai gejolak pasar keuangan dan nilai tukar," kata Chatib saat acara Konferensi Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), di Gedung Kemenkeu, Jl. Wahidin Raya, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Dia menjelaskan, situasi ekonomi saat ini juga terjadi di negara-negara lain seperti India dan Thailand. Menurut Chatib, semua negara memang tengah mengalami guncangan ekonomi akibat penghentian Quantitative Easing (QE) oleh The Fed.
"Situasi yang terjadi di luar kendali kita. Penghentian QE menimbulkan goncangan, India, Thailand juga cukup signifikan (goncangan)," katanya.
Terkait itu, Chatib menyebutkan, pemerintah telah mengeluarkan 4 paket kebijakan ekonomi yang diharapkan mampu meredam guncangan ekonomi Indonesia.
"Domestik kita hadapi tekanan Current Account Deficit (CAD). Pemerintah keluarkan 4 paket kebijakan, BI dan OJK mengeluarkan FKSSK untuk jangka pendek untuk stabilisasi yang fokus untuk kurangi CAD," ungkapnya.
Selain itu, Chatib juga menyebutkan, pemerintah mengeluarkan 'jurus' melalui insentif fiskal untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kita buat akuntan dari sisi kiri dan kanan. Macro governance sangat penting. Jangan sampai terjadi seperti 1998. Kita jaga dari sisi pemerintahan," kata Chatib.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di teritori negatif. Di tengah minimnya faktor positif dan tipisnya perdagangan, IHSG kemarin ditutup melemah 49,158 poin atau 1,17% di 4120,669.
Hari ini, Selasa (27/8/2013) indeks harus kembali tersandung di level di bawah 4.100 yakni 4.099,367 atau turun 21,3 poin (0,52%).
(drk/dru)
