Ada yang Salah dengan Pertumbuhan Ekonomi RI

Jakarta -Ekonomi Indonesia yang tumbuh tinggi dalam beberapa tahun terakhir ternyata tidak cukup mampu untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran secara signifikan. Bahkan pertumbuhan ekonomi tinggi pun tidak bisa membuat masyarakat menjadi lebih bahagia.

Beberapa opini dan kritikan pun muncul terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ada yang beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas dan hanya dinikmati oleh segelintir orang, yaitu kalangan atas.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia berhasil tumbuh sebesar 5,8% pada tahun 2013. Namun bila melihat per sektor, ternyata yang memberi andil terbesar adalah transportasi dan telekomunikasi dengan pertumbuhan dua digit.


"Sektor yang yang tumbuh di atas 10% itu transportasi dan telekomunikasi," kata Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto di Hotel Sultan, Jakarta, seperti dikutip Kamis (17/4/2014).


Padahal, sektor tersebut lebih ke padat modal dengan porsi pembukaan lapangan kerja hanya 4%. Meski sektor ini tumbuh tinggi, tetapi dampaknya sangat sedikit.


Suhariyanto mengatakan, sektor yang memberikan dampak signifikan dalam penyerapan tenaga kerja adalah pertanian. Sekitar 35% tenaga kerja yang ada di Indonesia bekerja di sektor ini. Namun dalam 5 tahun terakhir sektor pertanian hanya tumbuh rata-rata sekitar 3,5%.


Maka dari itu, tidak heran jika rasio ketimpangan pendapatan (gini ratio) semakin lebar. Jika pemerintah ingin mengurangi kemiskinan dan pengangguran secara lebih signfikan, maka sektor pertanian lah yang harus dioptimalkan.Next


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!