Boediono: Krisis Bisa Datang Sewaktu-waktu

Yogyakarta -Ancaman krisis global menjadi masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh setiap negara di dunia termasuk Indonesia. Sektor keuangan dan perbankan menjadi salah satu fokus bagi pemerintah baru ke depan untuk mengantisipasi ancaman krisis yang bisa datang kapan saja.

"Dibandingkan 20 tahun lalu, risiko untuk selamat dari krisis bisa datang sewaktu-waktu," kata Wakil Presiden (Wapres) Boediono dalam ‘East Asia Policy Dialogue’ yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM bekerjasama dengan Econmic Research Institute for Asean and East Asia (ERIA) di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, Kamis (17/4/2014).


Boediono mengatakan ketidakstabilan ekonomi global bisa mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sebab sistem keuangan sudah terhubung secara global. Apalagi perputaran uang pada sistem keuangan global melebihi dari produk domestik bruto.


"Dibutuhkan kemampuan negara untuk mengatasi krisis. Krisis itu ibarat letupan kecil, bisa memicu terjadinya bola salju yang menggelinding lebih cepat dan besar," ungkap guru besar FEB UGM itu.


Ia menceritakan pengalaman pemerintah Indonesia dalam mengatasi krisis di tahun 1997 dan 2008, yang bisa dijadikan rujukan untuk menghadapi risiko terjadi krisis di kemudian hari.


"Harus ada kebijakan yang selalu kita pegang dan sudah terbukti, apabila ini dipakai. Saya yakin 50 persen negara sudah bisa menangani krisis," paparnya.


Menurutnya kebijakan terpenting yang diambil pemerintah adalah tetap mentaati peraturan yang sudah dibuat khususnya untuk bidang fiskal dan moneter. "Yang paling baik adalah ikuti kepatutan, jangan main-main dengan fiskal," tegas Boediono.Next


(bgs/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!