Negaranya Krisis, Presiden Ini Rela Gajinya Turun Lebih Dari 50%

Tunis -

Presiden Tunisia Moncef Marzouki mengumumkan keputusannya yang secara sukarela menurunkan gajinya hingga 2/3. Ini karena pemerintah sedang menghadapi kesulitan keuangan yang kritis akibat krisis yang dihadapi.


"Kami sedang menghadapi krisis ekonomi dan keuangan. Negara harus menjadi contoh...Karena itulah kenapa saya memutuskan untuk menurunkan gaji saya sebagai presiden," kata Marzouki dalam pernyataannya seperti dilansir dari AFP, Sabtu (19/4/2015).


Ekonomi Tunisia memang tengah mengalami penderitaan karena tidak stabil pasca revolusi di 2011.


Juru bicara kepresidenan Adnane Mansar mengatakan, pendapatan kotor bulanan Marzouki adalah 30 ribu dinar Tunisia (13.600 euro), dan gaji persihnya adalah 20 ribu dinar (9.100 euro) per bulan.


Marzouki telah menjadi kepala negara sejak akhir 2011. Dia juga meminta adanya pengurangan pengeluaran lembaga kepresidenan.


Sejumlah media di Tunisia mengkritik kinerja kepresidenan, karena negara tersebut masih terancam oleh gejolak sosial akibat kemiskinan dan tingginya pengangguran.


Pada Jumlah kemarin, Bank Dunia telah menyetujui bantuan pinjaman US$ 100 juta untuk membantu UKM di Tunisia, guna memulihkan sektor swasta negara tersebut.


Disebutkan, ada sekitar 62 ribu pengusaha di Tunisia yang mempekerjakan 1,2 juta orang, dan sektor ini yang akan dibantu.


Pekan lalu, pemerintahan Tunisia mengatakan, keuangan negara sedang berada dalam status yang kritis, bahkan kesulitan untuk membayar gaji pegawai negeri di April ini.


Pada Januari 2014, IMF merilis bantuan US$ 500 juta untuk membantu Tunisia.


(dnl/fdn)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!