Wamenkeu: Masyarakat Tidak Mensyukuri Subsidi Listrik

Jakarta -Pemerintah mengalokasikan subsidi listrik sebesar Rp 71,364 triliun untuk tahun ini, yang sebagian besar diberikan untuk golongan rumah tangga yakni 450 Va dan 900 Va. Sayangnya subsidi sebesar itu kurang disyukuri.

"Misalnya kamu kasih bantuan Rp 100 triliun, harapannya orang tersebut berterima kasih. Ini sebagian besar subsidi listrik dinikmati oleh rumah tangga, tapi saya yakin mereka tidak bersyukur diberi subsidi listrik," kata Wakil Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro ketika ditemui di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kuningan, Kamis (17/4/2014).


Bambang mengatakan, masyarakat hanya tahu harga listrik murah entah dari mana asalnya. "Ya pikiran mereka harga listrik itu memang dari sananya sudah murah," ujarnya.


Pola subsidi yang sekarang, tambah Bambang, membuat orang tidak merasa kalau negara telah membantu dengan memberikan listrik murah. "Kalau subsidi kan semua orang bisa menikmati, mau kaya mau miskin. Seperti BBM, biar dipasangi spanduk BBM subsidi hanya untuk orang miskin, yang kaya ya tutup mata saja lihat itu," ucapnya.


Oleh karena itu, Bambang mengharapkan, konsep subsidi listrik diubah. "Jadi tidak ada lagi subsidi listrik, tapi bantuan. Misalnya ada semacam voucher prabayar Rp 60.000 per bulan. Voucher itu hanya bisa digunakan untuk beli pulsa listrik," tuturnya.


Dengan begitu, masyarakat diharapkan bisa mengerti bahwa biaya pengadaan listrik tidaklah murah. "Ini memang seperti edukasi saja, bahwa dengan voucher itu rakyat itu dibantu. Kalau dibantu itu bersyukur dan kerja makin giat agar ke depannya dia tidak perlu dibantu negara lagi," kata Bambang.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!