Banyak Pengusaha Kaya Tapi Jarang yang Punya Jiwa Sosial

Jakarta -Orang terkaya di dunia Bill Gates beberapa waktu lalu sempat menyambangi Indonesia. Tujuannya adalah menggalang dana bagi yayasan Indonesian Health Fund yang berfokus pada pemberantasan penyakit malaria, polio, TBC, HIV AIDS, dan program Keluarga Berenana (KB).

Tak tanggung-tanggung, Bill Gates membawa US$ 40 juta (Rp 400 miliar) untuk disumbangkan kepada yayasan tersebut. Ada pula sejumlah pengusaha Indonesia juga yang turut andil menyumbang, meski hanya 8 orang saja. Masing-masing menyumbang US$ 5 juta (Rp 50 miliar) untuk jangka waktu 5 tahun, dan salah satunya adalah CEO Samali Hotels and Resorts Adrian Bramantyo Musyanif.


Menurut Bram, sapaan akrabnya, menjadi orang kaya sekaligus memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi memang tak mudah. Pria berusia 27 tahun itu menilai, banyak pengusaha kaya di Indoneia, tetapi tidak banyak yang memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.


“Kemarin kita baru berdelapan. Sekarang Pak Tahir sendiri masih mengajak pengusaha lainnya untuk ikut. Banyak pengusaha besar di sini tapi untuk seperti ini (punya jiwa kemanusiaan/sosial) kan nggak banyak, kita sangat mengajak karena tidak semua orang beruntung, mereka untuk berobat saja susah,” kata Bram saat berbincang bersama detikFinance di Essence Apartment Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (15/4/2014).


Ayah satu anak ini mengungkapkan, kesehatan masyarakat yang memadai secara tidak langsung akan menopang kesejahteraan ekonomi. Hal ini nantinya juga berdampak pada kemajuan ekonomi nasional.


“Kesehatan itu akan menuju kepada kesejahteraan, dan kesejahteraan nanti akan berhubungan dengan ekonomi. Kalau kita sehat kita bisa bekerja dengan baik, beraktivitas dengan baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan ekonominya, jadinya bisa meningkatkan Indonesia secara luas. Tidak menjadi beban pemerintah,” terang dia.


Bram melanjutkan tak ada ruginya menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk kemanusiaan. Apalagi, uang sumbangan yang dikumpulkan lewat yayasan ini nantinya bakal digunakan untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia. Layaknya jenggot yang semakin dicukur akan terus bertumbuh, reseki pun semakin dibagi akan semakin bertambah.


"Jangan dilihat nominalnya tapi dampak besarnya. Uang itu kan nanti 80% akan disumbangkan untuk kesehatan di Indonesia, 20% lagi untuk global fund yang fokusnya Pakistan, Afganistan, dan Nigeria. Di sini untuk malaria lebih ke Indonesia timur seperti Papua," pungkasnya.


(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!