Cegah Mobil Murah 'Minum' BBM Subsidi, MS Hidayat Panggil Bos Pertamina

Jakarta -Siang tadi, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengundang pihak Pertamina dan produsen mobil di kantornya, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta. Pemerintah tengah mencari cara untuk mengatur mobil murah (LCGC) agar tidak menggunakan BBM bersubsidi.

Hidayat melakukan rapat tertutup bersama Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, dan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman MR membahas rencana mengatur perangkat nozzle di SPBU dan lubang pengisian bensin di mobil murah.


Hidayat mengatakan pihak Pertamina ataupun Gaikindo sebagai produsen mobil siap melakukan aturan ini. Hanya saja membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk merealisasikannya di lapangan.


"Butuh waktu 3 bulan (untuk menjalankan), Bu Karen juga mau bertemu dengan Hiswana Migas juga, karena SPBU bukan semuanya punya Pertamina. Jadi pada prinsipnya oke semua," kata Hidayat ditemui di kantornya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (17/4/2014).


Dari sisi produsen, mobil yang akan atau yang sedang diproduksi, lubang pengisian bahan bakarnya akan dibuat lebih kecil dan disesuaikan dengan nozzle khusus BBM non subsidi di SPBU yang juga akan disesuaikan. Tujuannya ketika aturan ini berlaku, pengendara mobil murah tak bisa mengisi BBM subsidi di SPBU karena nozzle tak muat dengan lubang pengisian BBM.


"Pertamina juga ada beberapa nozzle-nya kecil. Sekarang sedang mau mapping dulu. Kami dari produsen kami siap untuk nozzle-nya dikecilkan mengikuti nozzle yang Pertamina," kata Sudirman.


Produsen mengaku modifikasi akan dilakukan untuk mobil-mobil yang tengah atau sedang diproduksi. Perihal mobil yang sudah beredar di jalan dan sudah dipakai masyarakat, Sudirman mengatakan tidak akan ditarik kembali untuk dimodifikasi.


"Kalau yang sudah LCGC yang kecil itu ya terus saja," tambahnya.


Sudirman juga mengatakan hal senada dengan Hidayat. Menurutnya butuh waktu 3 bulan untuk memodifikasi dan memproduksi lubang pengisian BBM pada mobil LCGC. Begitu juga dengan Pertamina dan SPBU lain yang akan menginventarisasi SPBU yang nozzle-nya akan diubah menjadi lebih kecil.


"Nanti kementerian perindustrian mengeluarkannya kami ikut. Itu harus sesuai dengna nozzle yang dikeluarkan Pertamina. Nanti kalau SK sudah keluar semua merek kan harus mengikuti," tutupnya.


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!