Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai kegagalan itu karena selisih harga BBM dengan harga BBG tak jauh berbeda.
"Sekarang orang nggak mau konversi ke gas, program pemerintah gagal. Kenapa? Karena harga gas dan BBM bersubsidi itu hampir mirip. Coba kalau bensin Rp 10.000, gas Rp 3.000 atau setengahnya deh, Rp 5.000 saja, orang akan pindah ke gas," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2014).
Ia yakin jika pembatasan BBM bersubsidi bisa diterapkan di DKI Jakarta mulai awal 2015, maka pengguna kendaraan pribadi akan beralih ke BBG. Sehingga tak perlu mendorong pengguna mobil untuk pindah ke BBG.
"Nggak (ada instruksi pindah ke gas untuk mobil pribadi), terserah. Ini kan nanti akan berlaku hukum ekonomi," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.
Ia menambahkan perlu ketegasan untuk mensukseskan penggunaan BBG. Salah satunya dengan komitmen mempercepat pembangunan SPBG-SPBG di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain itu, pemprov juga mengejar pengadaan 100 unit bus tingkat gratis sehingga masyarakat bisa punya alternatif lain.
"Kalau rencananya itu sudah harus dihapus, ya mesti ada unsur maksa gitu. Karena orang Jakarta kan hitung-hitungan duit. Tapi kita juga akan mengejar percepatan SPBG, nanti di koridor akan ada, serta penambahan bus. Kami ingin tiap 10 menit ada bus tingkat gratis di tengah kota," jelasnya.
(ros/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
