"Bisa diusulkan PTPN VIII. Saya juga usulkan Jiwasraya bisa IPO," ungkap Dahlan saat ditemui di kantor pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Tahun ini, Dahlan mengaku aktivitas privatisasi BUMN sudah tidak dimungkinkan saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Dua bulan nggak mungkin karena mengurus go public prosedurnya rumit," ujarnya.
Rencana IPO untuk PTPN VIII sejalan dengan pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN perkebunan. Holding perkebunan diharapkan dalam waktu dekat segera terbentuk.
"Selama ini pembentukan induk terhambat. Tapi dalam beberapa bulan holding akan terbentuk," ujarnya.
Sedangkan Jiwasraya diusulkan untuk go public karena BUMN asuransi ini telah sehat. Jiwasraya menurutnya telah terbebas dari tanggungan pembayaran klaim sebesar Rp 6,7 triliun. Alhasil BUMN ini tumbuh menjadi perusahaan asuransi besar.
"Jiwasraya jadi BUMN yang sehat dan terbesar di asuransi jiwa," sebutnya.
(feb/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
