Pandangan Mantan Bos Supaya Garuda Bisa Untung Lagi

Jakarta -Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) saat ini masih negatif. Pada semester I-2014, perseroan mencatat kerugian sebesar US$ 211,708 juta atau setara Rp 2,1 triliun.

Mantan Direktur Utama Garuda Robby Djohan pun menaruh perhatian khusus terhadap kinerja perseroan yang pernah dipimpinnya ini. Robby menyebut manajemen Garuda harus ada beberapa langkah besar agar Garuda kembali bangkit.


Garuda harus menunda untuk membeli atau menyewa pesawat baru karena kondisi industri yang sedang sulit karena kondisi industri penerbangan yang tengah lesu. Saat ini total pesawat Garuda mencapai 140 unit dan mayoritas merupakan armada baru.


"Garuda harus konsolidasi. Konsolidasi di sini adalah tunda lah kapal terbang yang telah dipesan. Dia terlalu banyak punya pesawat. Tarik ke belakang dulu," kata Robby di Gedung Sovereign Plaza, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2014).


Garuda juga diminta mencari sumber dana segar melalui strategic partner. Skema ini bisa menggandeng BUMN atau investor dunia. Dana dari sumber pasar modal dinilai saat ini tidak menguntungkan. Pasalnya harga saham perseroan saat ini hanya bertengger di angka Rp 426 per lembar.


"Dia bisa cari partner yang relefan seperti Angkasa Pura atau Pertamina. Mereka hubungan dengan Garuda. Kepemilikan negara bisa berkurang tapi mereka kan masih BUMN. Ini kesatuan share holder. Mereka keluarin US$ 500 juta, kecil bagi mereka," jelasnya.


Manajemen yang dibantu pemegang saham harus menyusun program restrukturisasi sumber daya manusia. Harus ada penyegaran pegawai di tubuh Garuda. Manajemen harus mempersiapkan calon pemimpin Garuda melalui pengembangan karir yang baik. Tenaga kerja baru bisa memicu perubahan budaya kerja di Garuda.Next


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!