Ada Sertifikat Sawit, Petani Tak Lagi Jual ke Tengkulak

Palembang -Sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) atau kelapa sawit berkelanjutan berguna bagi petani sawit. Selain untuk perusahaan, sertifikat RSPO membuat petani sawit tak lagi menjual produknya ke tengkulak, karena bisa diterima perusahaan besar yang menjadi anggota RSPO.

Salah satu petani swadaya sawit di Musi, Banyuasin, Sumatera Selatan, Rianto menyebutkan dengan sertifikat RSPO yang didapatkannya atas bantuan PT Hindoli, dia kini punya kejelasan soal pasar produk sawitnya.


"Kami diajak kerjasama akhirnya dengan PT Hindoli, awalnya kami jual ke tengkulak yang harganya selalu berubah-ubah," tutur Rianto saat ditemui di Diskusi Kelapa Sawit, ‎di Hotel Aston, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (24/10/2014).


Rianto menyebut, tengkulak menentukan harga dengan semena-mena, dan berubah-ubah tak menentu. Selain itu, harga yang ditentukan tengkulak pun lebih rendah daripada harga pasaran sawit yang ditetapkan pemerintah daerah.


"Jangankan sebulan, sejam saja harganya bisa berubah. Dan selisih harganya juga cukup jauh, antara Rp 300-500/kg (TBS). Sekarang harganya Rp 1.400," katanya.


‎Sebelum mendapatkan sertifikat RSPO, lanjut Rianto, dirinya dan rekan-rekannya di Koperasi Tani Maju, di Musi Banyuasin, mendapatkan pembinaan dari PT Hindoli, anak usaha PT Cargill Tropical Palm. Dari situ banyak pelajaran yang didapat dia dan teman-teman petani lainnya.


Rianto mengatakan, soal kesejahteraan petani pun kini diakuinya semakin meningkat. Sebelum ‎mendapatkan sertifikat dan pelatihan dari perusahaan, penghasilannya bersihnya hanya Rp 3 juta/bulan.


"Sekarang Rp 4,5 juta per bulan," tuturnya.


Begitu juga dengan produktivitas hasil kebunnya. Kini, setelah berbagai upaya efisiensi dilakukan, produktivitas kebunnya meningkat. "Sebelum dibina itu 2 ton, sekarang ‎ 3 ton," katanya.


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!