Pelaku Saham Minta Jokowi Naikkan Harga BBM Langsung Rp 3.000/Liter

Jakarta -Kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi harus segera dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Kenaikan bisa dilakukan November 2014 sebesar Rp 3.000/liter.

Kenaikan harga BBM subsidi dan pembentukan kabinet baru bisa mendorong sentimen positif di pasar saham.


"Kenaikan harga BBM buat pelaku pasar modal bagus. Kenaikannya sekali, nggak usah ada kenaikan lagi. Yang penting ada keseimbangan di pasar. Kabinet dinantikan pasar harus cepat bekerja. Menteri harus cepat keluar, menteri juga harus yang sudah berpengalaman biar nggak usah belajar lagi," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Pardomuan Sihombing, pada acara Prospek IHSG Pasca Pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI Joko Widodo-Jusuf Kalla, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (23/10/2014).


Pardomuan menyebutkan, dengan menaikkan harga BBM subsidi Rp 3.000 per liter, akan ada dampak di pasar keuangan. Memang inflasi akan terkerek naik, namun semua dampak yang ada hanya bersifat sementara.


"Jadi yang ditunggu menaikkan harga BBM Rp 3.000 dalam waktu sesingkat-singkatnya juga pengumuman menteri. Tidak mudah menaikkan BBM, tapi itu satu-satunya jalan bisa mendapatkan dana untuk dukung program Jokowi. Kalau naik Rp 3.000 penghematan anggaran tahun ini Rp 21 triliun," ujar dia.


Dia menjelaskan, dengan kenaikan BBM Rp 3.000 per liter akan mengerek inflasi mencapai 7,5-8% hingga akhir tahun.


"Kalau November dinaikkan pasar akan turun dulu per 3 bulan-6 bulan. Tapi kalau BBM nggak dinaikkan, dolar bisa menuju Rp 13 ribuan, rupiah melemah. Ketika (dolar) Rp 13 ribu akan hantam inflasi," kara Pardomuan.


(drk/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!